CARA MENCARI KAWAN SEJATI
Fudhail bin Iyadh rahimahullah mengatakan,
إذَا أَرَدْت أَنْ تُصَادِقَ صَدِيقًا فَأَغْضِبْهُ فَإِنْ رَأَيْته كَمَا يَنْبَغِي فَصَادِقْهُ وَهَذَا الْيَوْمُ مُخَاطَرَةٌ ؛ لِأَنَّك إذَا أَغْضَبْت أَحَدًا صَارَ عَدُوًّا فِي الْحَالِ ، وَالسَّبَبُ فِي نَسْخِ حُكْمِ الصَّفَاءِ أَنَّ السَّلَفَ كَانَتْ هِمَّتُهُمْ الْآخِرَةَ وَحْدَهَا فَصَفَتْ نِيَّاتُهُمْ فِي الْأُخُوَّةِ وَالْمُخَالَطَةِ فَكَانَتْ دِينًا لَا دُنْيَا ، وَالْآنَ فَقَدْ اسْتَوْلَى حُبُّ الدُّنْيَا عَلَى الْقُلُوبِ
"Apabila kamu ingin mencari kawan sejati, maka buatlah ia tersinggung.
Jika kamu melihatnya sebagaimana mestinya, maka jadikanlah ia kawan dekat.
Namun, untuk sekarang ini beresiko. Karena, apabila kamu membuat seseorang tersinggung, maka seketika itu juga ia akan menjadi musuh.
Penyebab perubahan ini dalam mengetahui ketulusan adalah ulama terdahulu tujuan mereka hanyalah karena akhirat saja, sehingga niat mereka tulus dalam persaudaraan dan berinteraksi yaitu karena agama dan bukan karena dunia.
Adapun sekarang, cinta dunia telah menguasai hati."
(Al-Adab Asy-Syar'iyyah karya Ibnu Muflih 4/296)
Artikel: www.pelajarmuslim.org