01 Agustus 2019

Bertanya tentang Keutamaan 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah


Bertanya tentang Keutamaan 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah

Pertanyaan:

Apakah 10 hari pertama bulan Dzulhijjah memiliki keutamaan atas hari-hari yang lain? Dan amalan-amalan shalih apa yang disunnahkan untuk memperbanyak di hari-hari tersebut?

Jawaban:

Alhamdulillah..

Diantara musim-musim ketaatan yang agung adalah 10 hari pertama bulan Dzulhijjah, yang Allah ta’ala memberinya keutamaan atas hari-hari yang lain. Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

( ما من أيام العمل الصالح فيهن أحب إلى الله منه في هذه الأيام العشر . قالوا ولا الجهاد في سبيل الله !! قال : ولا الجهاد في سبيل الله ، إلا رجل خرج بنفسه وماله ولم يرجع من ذلك بشيء )

“Tidak ada hari yang amal shalih di dalamnya lebih Allah cintai dari 10 hari ini.” Para shahabat berkata, “Meskipun jihad fii sabilillah?” Rasulullah menjawab, “Meskipun jihad fii sabilillah, kecuali seseorang keluar dengan jiwa dan hartanya dan tidak ada yang kembali.” (HR. Bukhari 2/457)

Dari Ibnu Abbas juga radhiyallahu ‘anhuma, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

( ما من عمل أزكى عند الله عز وجل ، ولا أعظم أجراً من خير يعمله في عشر الأضحى . قيل : ولا الجهاد في سبيل الله ؟ قال : ولا الجهاد في سبيل الله عز وجل ، إلا رجل خرج بنفسه وماله ، فلم يرجع من ذلك بشيء )

“Tidak ada amalan yang lebih bersih di sisi Allah ‘azza wa jalla dan lebih besar pahalanya dari suatu kebaikan yang diamalkan pada 10 hari Adha.” Dikatakan, “Meskipun jihad fii sabilillah?” Rasulullah menjawab, “Meskipun jihad fii sabilillah, kecuali seseorang yang keluar dengan jiwa dan hartanya dan tidak ada yang kembali.” (HR. Ad-Darimi 1/357 dan isnadnya hasan sebagaimana di dalam Al-Irwa’ 3/398)

Maka nash-nash ini dan juga yang lainnya menunjukkan bahwa 10 hari ini lebih utama dari hari-hari yang lain tanpa ada pengecualian sedikitpun, sampaipun 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Akan tetapi malam-malam 10 hari terakhir bulan Ramadhan lebih utama dari malam-malam 10 hari pertama bulan Dzulhijjah, karena di dalamnya ada Lailatul Qadr yang lebih baik dari 1.000 bulan. (Lihat Tafsir Ibnu Katsir 5/412)

Maka hendaklah bagi setiap muslim untuk membuka 10 hari ini dengan taubat nashuha kepada Allah ‘azza wa jalla, kemudian memperbanyak amalan-amalan shalih secara umum, kemudian juga lebih manjaga amalan-amalan berikut ini:

1. Puasa

Disunnahkan bagi setiap muslim untuk berpuasa pada 9 hari pertama bulan Dzulhijjah. Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menganjurkan untuk beramal shalih pada 10 hari ini, dan puasa adalah amalan yang paling mulia. Sungguh, Allah ta’ala mengkhususkannya untuk-Nya sebagaimana di dalam hadits qudsi,

" قال الله : كل عمل بني آدم له إلا الصيام فإنه لي وأنا أجزي به "
“Allah berfirman: ‘Setiap amalan anak Adam adalah untuknya kecuali puasa, sesungguhnya puasa adalah untuk-Ku dan Aku yang membalasnya.” (HR. Bukhari 1805)

Sungguh, dahulu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa pada 9 hari pertama bulan Dzulhijjah. Dari Hunaidah bin Khalid dari istrinya dari sebagian istri-istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata,

"كان النبي صلى الله عليه وسلم يصوم تسع ذي الحجة ويوم عاشوراء وثلاثة أيام من كل شهر . أول اثنين من الشهر وخميسين "

“Dahulu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa 9 hari pertama bulan dzulhijjah, hari Asyura, dan 3 hari pada setiap bulan serta awal bulan di hari senin dan kamis." (HR. An-Nasai 4/205 dan Abu Dawud serta dishahihkan Syaikh Al-Albani di dalam Shahih Abi Dawud 2/462)

2. Memperbanyak Tahmid, Tahlil, dan Takbir

Disunnahkan takbir, tahmid, tahlil, dan tasbih pada 10 hari pertama bulan Dzulhijjah. Pengucapannya dikeraskan di masjid-masjid, rumah-rumah, jalan-jalan, dan setiap tempat-tempat yang dibolehkan di dalamnya menyebut nama Allah, untuk menunjukkan ibadah dan menyiarkan pengagungan kepada Allah ta’ala.

Dan yang mengucapkan dengan keras adalah laki-laki dan yang mengucapkan dengan lirih adalah perempuan.

Allah ta’ala berfirman,

( ليشهدوا منافع لهم ويذكروا اسم الله في أيام معلومات على ما رزقهم من بهيمة الأنعام )
“supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezeki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak.” (Surah Al-Hajj: 28)

Mayoritas ulama’ mengatakan bahwa yang dimaksud “hari yang telah ditentukan” adalah 10 hari yang disebutkan dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma: “Hari-hari yang telah ditentukan adalah hari-hari yang sepuluh.”

Dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

( ما من أيام أعظم عند الله ولا أحب إليه العمل فيهن من هذه الأيام العشر فأكثروا فيهن من التهليل والتكبير والتحميد )

“Tidak ada hari yang lebih agung di sisi Allah dan lebih Allah cintai beramal di dalamnya melebihi dari 10 hari ini. Maka perbanyaklah beramal di dalamnya dengan tahlil, takbir, dan tahmid.” (HR. Ahmad 7/224 dan isnadnya dishahihkan Ahmad Syakir)

Dan bentuk lafazh takbirnya adalah

الله أكبر ، الله أكبر لا إله إلا الله ، والله أكبر ولله الحمد
“Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Dia, Allah Maha Besar, dan bagi Allah segala puji.”
Dan juga ada bentuk lafazh-lafazh yang lain.

Bertakbir pada zaman sekarang ini sudah menjadi sunnah yang ditinggalkan, apalagi pada 10 hari pertama, maka hampir tidak terdengar kecuali hanya sedikit. Maka hendaknya mengeraskan dalam pengucapannya untuk menghidupkan sunnah dan mengingatkan bagi orang-orang yang lalai. Sungguh telah ditetapkan bahwasanya Ibnu ‘Umar dan Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhuma dahulu mereka keluar ke pasar pada 10 hari pertama bulan Dzulhijjah dan keduanya bertakbir, lalu orang-orang bertakbir karena takbir mereka berdua. Dan maksudnya adalah orang-orang ingat dengan takbir, maka setiap orang bertakbir sendiri-sendiri, dan maksudnya bukan takbir berjama’ah dengan satu suara karena hal ini tidak disyari’atkan.

Sesungguhnya menghidupkan sunnah-sunnah yang punah atau hampir punah memiliki pahala yang besar, hal itu ditunjukkan dari sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

( من أحيا سنة من سنتي قد أميتت بعدي فإن له من الأجر مثل من عمل بها من غير أن ينقص من أجورهم شيئاً )

“Barangsiapa yang menghidupkan sunnah dari sunnahku yang telah mati setelahku maka dia akan mendapat pahala seperti pahala orang yang mengamalkannya tanpa mengurangi dari pahala mereka sedikitpun.” (HR. At-tirmidzi 7/443 dan itu hadits hasan karena syawahidnya)

3. Menunaikan Haji dan ‘Umroh

Sesungguhnya diantara amalan yang utama untuk diamalkan pada 10 hari ini adalah berhaji ke baitullah al-haram. Maka barangsiapa yang diberi taufiq oleh Allah ta’ala untuk berhaji ke baitullah dan menunaikan manasiknya sesuai tuntunan maka dia akan mendapat bagian –in syaAllah- dari sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

( الحج المبرور ليس له جزاء إلا الجنة )

“Haji yang mabrur tidak ada balasan baginya kecuali surga.”

4. Menyembelih Hewan Qurban

Diantara amalan shalih pada 10 hari ini adalah mendekatkan diri kepada Allah ta’ala dengan menyembelih hewan qurban dan berusaha mempersembahkan yang terbaik, dan juga mencurahkan harta di jalan Allah ta’ala.

Maka hendaklah kita bersegera menggunakan hari-hari yang mulia itu sebelum datangnya penyesalan orang yang menyia-nyiakan atas apa yang dia lakukan dan juga sebelum datangnya permintaan kembali ke dunia dan tidak dikabulkan permintaannya.

diterjemahkan dari: https://islamqa.info/ar/answers/49042

Alih Bahasa: Abahe Yazid

Artikel: www.pelajarmuslim.org
Komentar
0 Komentar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar