06 Juli 2019

Kan Ku Gapai Kecintaan-Mu Meskipun Nyawa Taruhannya


Kan Ku Gapai Kecintaan-Mu Meskipun Nyawa Taruhannya


Pada kisah Qais dan Laila yang sudah terkenal, yaitu: 

أَمُرُّ عَلَى الدِّيَارِ دِيَارِ لَيْلَى ... وَأُقَبِّلُ ذَا الْجِدَارِ وَذَا الْجِدَارَا
وَمَا حُبُّ الدِّيَارِ شَغَفْنَ قَلْبِيْ ... وَلٰكِنْ حُبُّ مَنْ سَكَنَ الدِّيَارَ

Artinya:

"Aku melewati sebuah rumah yaitu rumahnya laila... dan aku mencium dinding demi dindingnya.
Bukanlah kecintaan kepada rumah yang membuat hatiku bergetar... akan tetapi kecintaan kepada orang yang mendiami rumah tersebut (Laila)."

(Al-Qaulul Mufiid 'alaa Kitaabit Tauhid hal: 100)

Maka apakah seperti ini yang dinamakan kecintaan hakiki?
Sehingga membuat seseorang rela mencium dinding demi dinding rumah kekasihnya?

Tentunya tidak, karena cinta yang hakiki ada pada sang pemiliknya yaitu Allah ta'ala. Lalu bagaimana kita bisa menggapai cinta yang hakiki dari Sang pemiliknya yaitu Allah?

Pastinya dengan memenuhi hak-hak-Nya, hingga puncak kecintaan tersebut membuahkan hasil berupa Allah ta'ala mencintainya. Sehingga cintanya tidak bertepuk sebelah tangan.

Diantara hak-hak-Nya adalah:

1. Mengikhlaskan peribadatan hanya kepada Allah ta'ala saja dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun.

Allah ta'ala berfirman:

{ وَمَآأُمِرُوٓا إِلاَّ لِيَعْبُدُوْااللّٰهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ حُنَفَاءَ }

Artinya: "Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus." (Surah Al-Bayyinah: 5)

Kemudian Allah ta'ala juga berfirman:

{ وَاعْبُدُوْااللّٰهَ وَلاَ تُشْرِكُوْا بِهِ شَيْئًا }

Artinya: "Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun." (Surah An-Nisa: 36)

2. Mengikuti syari'at yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.

Allah ta'ala berfirman: 

{ قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ اللّٰهَ فَاتَّبِعُوْنِي يُحْبِبْكُمُ اللّٰهُ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ }

Artinya: "Katakanlah: 'Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.'" (Surah Ali-Imran: 31)

Oleh karena itu dampak dari mengikuti syari'at yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam akan membawa hasil berupa Allah ta'ala akan mencintainya. Betapa banyak orang yang mengaku telah menggapai kecintaan Allah ta'ala, akan tetapi dia tidak mengikuti syari'at yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Maka ini seperti perumpamaan dalam sebuah syair:

كُلٌّ يَدَّعِي وَصْلاً بِلَيْلَى ... وَ لَيْلَى لَمْ تُقِرَّهُ بِذَاكَ

Artinya: "Semua orang pada mengakui mencintai Laila... sedangkan Laila tidak mengakui hal itu."

Kesimpulannya:

Seseorang yang ingin menggapai cinta yang hakiki yaitu kecintaan Allah ta'ala, maka dia harus memenuhi dua hak yang itu juga merupakan syarat diterimanya amalan. Dua hak tersebut telah disebutkan di atas. Sehingga apabila terpenuhi dua hak tersebut maka akan menghasilkan buah keimanan kepada Allah ta'ala dan Rasul-Nya. Bahkan dia siap mempertaruhkan nyawanya di jalan Allah ta'ala untuk membela Allah ta'ala dan Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam yang dia cintai.

Allah ta'ala berfirman:

{ تُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهِ وَتُجٰهِدُوْنَ فِيْ سَبِيْلِ اللٌٰهِ بِأَمْوٰلِكُمْ وَأَنْفُسَكُمْ }

Artinya: "(yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu." (Surah Ash-Shaf: 11)

Semoga bermanfaat.


Ditulis oleh: Ibnu Abdirrasyid Abu Ukaasyah.


Artikel: www.pelajarmuslim.org
Komentar
0 Komentar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar