04 Mei 2019

Masuknya Bulan Ramadhan dan Keluarnya dengan Ilmu Hisab Ahli Astronomi


MASUKNYA BULAN RAMADHAN dan KELUARNYA dengan ILMU HISAB AHLI ASTRONOMI


¦ دخول شهر رمضان وخروجه بالحساب الفلكي ¦

فتوى مكتوبة للشيخ أ.د. سليمان الرحيلي.
المدرس في المسجد النبوي.
وأستاذ كرسي الفتوى في الجامعة الإسلامية.

Fatwa ini ditulis oleh Syaikh Prof. Dr. Sulaiman Ar-Ruhaily hafizhahullah.

Pengajar di Masjid Nabawi dan Mufti di Universitas Islam Madinah.
ا═•═•═ا

بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله وحده، والصلاة والسلام على من لا نبي بعده، وبعد:
فقد كثر سؤال إخواني من بلدان عدة عن دخول شهر رمضان وخروجه بالحساب الفلكي.

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Segala puji hanya milik Allah, semoga sholawat serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi yang tidak ada nabi setelahnya. Kemudian:

Sungguh telah banyak pertanyaan dari saudara-saudaraku dari berbagai negara tentang masuknya bulan Ramadhan dan keluarnya dengan ilmu hisab ahli astronomi.

والجواب: أن الحساب الفلكي لا مَدخل له في الدخول الشرعي للشهر، ولا في خروجه شرعا.

Jawaban: Sesungguhnya ilmu hisab ahli astronomi bukanlah jalan yang syar'i untuk mengetahui masuknya bulan Ramadhan dan keluarnya.

والقول باعتباره لبعض المتأخرين = شاذ لا عبرة به، ترده السنة الصحيحة والإجماع قبله.

Dan perkataan sebagian orang akhir-akhir ini yang menganggap ilmu tersebut, adalah hal yang ganjil dan tidak dianggap karena menyelisihi hadits-hadits yang shahih dan ijma' atau kesepakatan sebelumnya.

• قال النبي صلى الله عليه وسلم (صوموا لرؤيته وأفطروا لرؤيته فإن غُبِّي عليكم فأكملوا شعبان ثلاثين) 
وقال (صوموا لرؤيته وأفطروا لرؤيته فإن أُغمِي عليكم فاقدروا له ثلاثين)

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Berpuasalah kalian karena melihatnya dan berbukalah kalian ('idul fithri) karena melihatnya. Kalau (hilal) tertutupi mendung maka sempurnakanlah bulan Sya'ban 30 hari."

Beliau juga bersabda: "Berpuasalah kalian karena melihatnya dan berbukalah kalian ('idul fithri) karena melihatnya. Jika kalian terhalangi dari melihatnya maka ukurlah untuknya 30 hari."

• وعليه فإن اختار ولي الأمر المسلم العمل بالحساب الفلكي فلا يخلو من أمرين:

Dan wajib baginya apabila pemimpin muslim memilih dengan ilmu hisab ahli astronomi maka tidak lepas dari 2 hal:

• الأول: أن يوافق وجها مشروعا، كأن يوافق رؤية الهلال في بلد من بلدان المسلمين، أو يوافق الإكمال فإنه يُعمل بذلك؛ لأنه صادف وجها شرعيا، وتأكَّد باختيار ولي الأمر، ولِيصوم الناس معا ويفطروا معا. وقد صح عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال (الصوم يوم تصومون وفطركم يوم تفطرون).

1. Sesuai dengan cara yang syar'i.

Seperti sesuai dengan melihat hilal di salah satu negara dari negara-negara islam. Atau sesuai dengan menyempurnakan bulan Sya'ban maka hal itu diamalkan. Karena hal itu sesuai dengan cara yang syar'i dan dipertegas lagi hal itu dipilih pemimpin yaitu untuk berpuasa bersama-sama dan berbuka bersama-sama. Sungguh shahih dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda: "Awal puasa adalah hari dimana kalian semua berpuasa dan 'idul fithri kalian adalah hari dimana kalian semua berbuka."

• [ الثاني ] أما إن لم يوافق وجها شرعيا فلا يُعمل به ألبتة.

2. Adapun kalau tidak sesuai dengan cara yang syar'i maka tidak bisa diamalkan sama sekali.

• فإن قال قائل: لم لا نعمل بالحديث الأخير هنا أيضا؟ 
قلنا: لأن المقصود بالصيام: الصيام الشرعي، وبالفطر: الفطر الشرعي، وهذا ليس صياما شرعيا ولا فطرا شرعيا .

Kalau ada yang berkata: Mengapa kita tidak mengamalkan hadits yang terakhir tadi juga?

Kita jawab: Karena hadits tadi maksudnya puasa adalah puasa syar'i dan maksudnya berbuka adalah berbuka yang syar'i. Dan ini bukanlah puasa yang syar'i dan juga bukan berbuka yang syar'i.

• وعليه : فإذا أُعلن عن خروج شهر رمضان بالحساب الفلكي ولم يوافق رؤية الهلال في بلد من البلدان ولا إكمال الشهر = فالواجب على الناس الصيام ولا يجوز لهم الفطر، ومن أفطر وجب عليه القضاء . والله أعلم. ا.هـ

Wajib baginya: Apabila disiarkan keluarnya bulan Ramadhan dengan ilmu hisab ahli astronomi dan menyelisihi dengan melihat hilal di salah satu negara dari negara-negara muslim dan menyelisihi dari menyempurnakan bulan Ramadhan, maka yang wajib atas manusia adalah berpuasa dan tidak boleh berbuka. Barangsiapa yang berbuka maka wajibnya baginya untuk mengganti di hari lain. Wallahu a'lam.

كتبه الشيخ أ.د. سليمان بن سليم الله الرحيلي.
30/رمضان/1437

Ditulis oleh Syaikh Prof. Dr. Sulaiman Ar-Ruhaily hafizhahullah
30 Ramadhan 1437 H
 ا•┈┈••✦••┈┈•ا
قناة فوائد الشيخ أ.د.سليمان الرحيلي.
t.me/Drsuleiman


Alih Bahasa: Hery Mulyadi

Artikel: www.pelajarmuslim.org
Komentar
0 Komentar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar